Kamis, 08 Juli 2010

Nadh's: Jalan-Jalan

Hoaaahm.. Hari ini udah hari senin lagi. "Woy, Nadh. Masih masuk sekolah?" tanya kak Risty. aku menjawab dengan aggukan. "Ngapain lagi sih? Ngga bosen apa? Aku aja udah libur.." balas kak Risty yang emang udah libur dari kapan tau. "Nggak tau tuh. Tapi masih disuruh masuk. Katanya sih buat jalan-jalan gitu deh. Yaa sekalian foto-foto buat film di perpisahaan nanti." jawabku lagi. "Eh, ntar ke sekolahnya bareng aku. Si mama udah jalan duluan." tambah Kak Risty lagi. Dengan wajah lemas, aku segera pergi mengambil handuk & menuju kamar mandi untuk mandi tentunyaa. Hari ini, karena mau pergi ke suatu universitas yang cukup terkenal aku memakai Celana pensil (tapi bukan jeans), T-Shirt berwarna Coklat & Cardigan tipis berwarna Coklat muda. "Bajunya kayak gitu??" tanya kak Risty meragukan. "Ehm.." jawabku dengan anggukan sambil menyisir rambutku. "ya udah. Ngga ada yg kurang kan? semua siap? oke, let's go!" serunya. Aku segera menarik Tasku yang ada di meja, mengambil roti yang ada di meja makan, memakai sepatu & segera masuk ke mobil. "Pake kalung?" tanyanya lagi. "Ihh! Banyak nanyaa deh. Jelas, liat ngga aku pake kalung? kalo iya yaudah, itu jawabannya! Gimana sih ni satu anak kuliahan. Payah banget :p" balasku sambil mencibir. "Grrrh! Anak baru lulus aja udah ngelunjak minta ampun. Kagak jadi gua anterin dah" balas Kak Risty sambil beranjak mematikan mobil. "eeeh. Hehe, Risty baik, iye maap deh. Udah ayo jalan! nanti aku bisa ditinggal." ujarku memelas. Akhirnya ia segera menyetir mobil itu sampai sekolahku.

Begitu sampai di sekolah.. "Hoy! Ntar jadi nggak acara jalan-jalannya?" tanya Kak Risty saat aku mau keluar dari mobil. "Hmm. Iyap! Nanti aku telpon deh. Kamu langsung kesana kan?" balasku dengan tanyaan lagi. Ia mengangguk. Universitas yang mau kami kunjungi juga universitas tempat ia bersekolah. "Zee! Rany! Hai." ucapku begitu melihat Zee & Rany yang sedang berjalan menuju lapangan. "Eh? Hai juga, Nadh. Ntar kita jadi kan jalan-jalannya?" tanya Zee. "Yup. Siapa lagi yang mau ikut?" tanyaku. "Gengnya Ririn & beberapa anak laki yang mau ikut aja." jawab Zee. "Oke deh. Tapi tetep di belakang Widy dkk kan?" tanyaku meyakinkan. Rany & Zee mengangguk. Lalu kami segera berkumpul di ruangan untuk UASBN yang sekarang mungkin boleh kami pakai. Saat sedang mendengarkan briving dari kak Ridwan tiba-tiba Zee menyenggol sikutku. "Aduh. Napa Zee?" tanyaku pelan. Ia memberi aku kode dengan jari-jarinya itu membentuk huruf isyarat. "apa? Widy??" tanyaku tanpa suara. Ku lihat di seberang sana, Widy sedang menatap kami tajam lalu setiap beberapa detik ia berbisik kepada Karen & Riska. "Jangan di liatin, Zee. Dia malah tambah curiga. Udah kita bicarain nanti aja di bus." balasku pelan. Kami kembali diam & memperhatikan Kak Ridwan. Begitu kak Ridwan selesai & membubarkan kami semua, Riza mendatangi Aku.

"Nadh! Gawaat." ucapnya
"Apa? Kenapa? Ada apa? Perlu bintang film, untuk film konyol mu itu? oho, jangan bertanya padaku!" seru ku yang kesannya sok tahu.
"Grrh! Jangan suka sotoy deh. Nggak tapi soal.." ucapannya terpotong saat ia di tarik oleh seseorang dari belakang.
Ternyata Widy dkk. lewat -__-"
"Awas ya tuh anak berani-beraninya gangguin temen-temen gw! Liat aja ntar!!" seru ku saat mereka ber-3 telah pergi.
"Soal acara jalan-jalan nanti." tambah Riza menyelesaikan.
"Widy dkk kah?" tanyaku.
"Iya! Ada yang ngebocorin ke mereka. Tapi kan kita udah diem semua. Ngga mungkin juga mereka nyari tau! Ah ribet deh pokoknya." jelas Riza.
"Liat ntarnya aja deh. Pusing gw sama tuh anak anak! Kayak masih anak TK. Pengen gw ceburin tuh anak ke empang Mpok NUNU di kampong sebelah! Grrh." ucapku sambil mengepalkan tangan.
lalu kami berdua segera pergi meninggalkan kelas.

Aku segera mengeluarkan kamera baru ku & memotret sekeliling. "Widiih. Kamera baru nih!" Seru Dika mengagetkan dari belakang. Dika adalah sahabat baiknya Faiz. Ya, yang pada saat itu sedang berjalan bersama Faiz. Dengan cepat aku segera menengok ke belakang & memotret mereka sambil berseru "Candid!". "Umm. hehe, sorry kalo agak mengagetkan. Please, jangan bilang WIDIH di depan aku! Nanti aku kepikiran lagi sama tuh orang aneh." ucapku yang mulai membuang muka. "Widy maksudmu?" tanya Faiz pelan. Aku segera mengambil lakban dari tasku & segera menutup mulutnya itu. "JANGAN PERNAH SEBUT NAMA ORANG ITU DI DEPAN AKU! STOP! AKU NGGAK SUKA SIKAP MEREKA.!" ujarku yang segera pergi meninggakan Dika & Faiz. Aku rasa ada yang mengejarku dari belakang, yap benar saja, tiba-tiba ada yang memegang pundakku. "Sorry,Nadh. Aku ngga bermaksud kayak gitu. Aku kan juga udah pernah bilang ke kamu, aku nggak bakal inget, bilang atau apapun tentang orang-orang itu.." jelas Faiz. "Oke. Untuk kali ini aja, tolong garis bawahi itu! Aku maafin kamu, tapi kamu harus janji nggak bakal ngeluarin nama itu kepada siapapun! Inget. Ngerti?" tanyaku. Dia mengangguk lalu kembali bertanya padaku. "Emang kenapa sih kamu anti banget sama dia? Ehem, atau jangan jangan kamu.." "Apa?! Aku cuma mau kamu jadi..." ucapan ku terpotong oleh Zee yang memanggilku dari kejauhan, "NADH! AYOO" serunya. "Aku cuma mau kamu.. Kamu.. Jadi apa yg aku inginkan." ucapku cepat dengan agak ragu-ragu dan segera pergi meninggalkan Faiz. Ya, kurasa Faiz akan segera bicara soal ini kepada Dika. Saat aku menengok ke belakang, yap benar saja dugaanku. Sepertinya ia bilang, "Tadi Nadh bilang kalo dia mau aku jadi seperti apa yg dia inginkan. Sangat WAW! Nggak pernah aku sangka dia bilang langsung kayak gitu ke aku, Dik. Ckckck gila ya? berani banget." ya mungkin seperti itu. Ohiya! Tadi Zee & Rany mengajak Ririn and the geng buat ngebantuin kami-ya-soal-Widy. "Nadh. Tadi ngapain sama si Faiz?" tanya Zee berbisik sambil merapihkan tasnya. "Like ordinary. Ya seperti biasalah, dia-menyebut-nama-itu-di-depan-aku. Oke, stop, Nadh!" ucapku kepada diriku sendiri yang sedang menaruh tas disamping tempat duduk di bus. "Yayeyeyey. Kamu bilaaang.." Zee mulai penasaran -_- aduh banget deh Zee. "Aku cuma bilang kalo aku mau dia jadi kayak apa yg aku pengenin. Udah kok gitu aja." jelasku singkat (?). "Yah kirain udah seru. HUH -__-" By The Way, Ririn & Sheza udah siap ada persis di bangku belakangnya Widy dkk itu. Kayaknya sih Lala bakalan ngikut kesitu. Atau mungkin Rany. Sekarang dia jadi rada jarang sama kita, dan lebih sering sama mereka." tutur Zee lemas. Bangku kami/Tempat duduk kami berada agak di belakang, di tengah-tengah bangku anak laki. Yap, kami menyebar agar Widy dkk tidak curiga pada kami. "Ya, Kelihatannya begitu. Sheza jadi bareng Lala & Chika. Apa jangan-jangan dia udah nggak mau sama kita lagi?" tanyaku yang masih berdiri melihat keadaan. "Maybe. Aku sering ngeliat dia bareng sama Ririn & setiap ngeliat kearah kita rada sinis gitu. Tapi semoga aja itu nggak bener-bener terjadi." tambah Zee yang mulai membuang muka. "Yaudah Zee. Biarin aja deh." ucapku yang sepertinya mengakhiri pembicaraan kami. Ya, bus mulai berjalan. Aku yang tadinya melihat ke arah jendela, ketiduran, mungkin karena aku semalem begadang menonton bola. Sebelum aku mulai rada mengantuk aku udah bilang ke Zee, buat ngebangunin aku kalo udah deket.

Aku nggak tau udah berapa lama aku tidur, tapi yang jelas aku kebangun gara-gara mendengar suara tawa satu bus. "Aduh, ada apa sih, Zee?" tanyaku dengan wajah yang kucel, kumel pokoknya lagi berantakan laah! "Itu lah biasa si Ray lagi ngelucu sama Aldi. Trus, kamera aku mana??!" tanyaku panik. Sebelum tidur aku memangkunya. "Ini lagi aku pinjem. hehe abis itu mereka kocak banget! Guru-guru aja sampe pada ketawa semua." tambah Zee sambil cekikikan. HUH! Untung masih di Zee, parah banget deh kalo itu ilang. Kamera SLR pertamaku. Tak lama kemudian kami sampai. Kata Kak Ridwan, ini universitas internasional, jadi kita harus sopan. Aku & Teman-teman yang lain sudah berusaha sebisa mungkin untuk sopan tapi aduhnya Widy & Aril. Tuh anak dua Grr bikin emosi. Yang satu itu musuhnya semua anak laki, yang satunya lagi musuh kami anak perempuan. Hadooh emang dah tu anak 2 cocok dah udah lanjut nikah deh (?! apaapaan coba) oke lanjut. Aku menyenggol Zee saat melihat Widy jalan mundur yang sepertinya akan tertabrak kakak yang lagi naik sepeda itu. Dan benar saja BRUUKKK, ia terjatuh lalu meminta maaf kepada kakak itu. "Ihh ga banget deh si Widy" gumam Zee. Aku hanya terdiam sambil pura-pura tidak tau. "Nah sekarang yang ada di sebelah kanan kita itu Fakultas ke dokteran, yang mau jadi dokter nanti bisa kesitu." jelas Kak Ridwan yang sudah seperti gaet tur. Sampai akhirnya kita berjalan menuju taman fakultas itu, yang juga sepertinya kebun untuk praktek milik fakultas bagian tanaman-tanaman gitu deeh. "Kak kita mau ngapain kesini?" tanya Lala. "Foto-foto buat nanti di filmin itu. Bawa kamera kan?" jawab Kak Ridwan. Lala mengangguk. Kami segera berfoto-foto ria. "Nadh! Boleh pinjem Kamera mu nggak? Kayaknya lensa punya mu lebih bagus." panggil Ririn yang sedang mengotak ngatik kamera SLRnya juga. Aku segera mendatangi Ririn & menukar SLRku dengan SLR milik Ririn. Aku & Zee asyik memotret bunga-bunga & kupu-kupu yg berterbangan. "Makasih ya, Nadh. Tadi aku cuma foto sama Lala, Chika, Sheza & Rany doang kok." jelas Ririn, aku hanya mengangguk dan segera pergi kembali ke Zee. "Nadh! Pinjem kamera. Alesannya ntar aja." ujarnya yg segera merampas Kamera ku.

Hmm. Kira-kira apa ya yang difoto Zee? Tunggu di cerita selanjutnya ya! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar