Jumat, 30 Juli 2010

Perpisahan (Never forgotten) 1

Di hari Sabtu pagi..

"Udah siapkan semuanya?" tanya Papa. "Iyaa. Lagian kita kan cuma nganter Nadh doang. Risty! Nadhiraa! Ayo berangkaat!" seru Mama dari teras rumah. "Iyaa, Maa!" jawabku & kak Risty bersamaan. Semua masuk mobil. "Ayo. Berangkaaat!" seru Papa sambil mengeluarkan mobil dari garasi.

Tepat sampai di tempat perpisahan (yaitu di daerah puncak) jam 10.00! Sedangkan Rany & Zee berkali-kali ngesms aku dan isi smsnya selalu sama: udah dimana? Aku masih kena macet nih. Tapi karena aku udah di daerah puncak, sinyal rendah aku nggak bisa bales sms mereka berdua.

Sesampainya di Bugallow tempat kita menginap...

"Haiii. Kamu lewat mana? Kok nggak kena macet?"tanya Ririn yang sepertinya baru sampe dan nggak ada temennya. "Lewat tol sentul. Baru kamu yang dateng?" tanyaku. Ririn mengangguk. Sambil nunggu temen-temen, kita ngobrol-ngobrol sama guru-guru & foto-foto. 10-15 menit kemudian, barulah pada dateng. "Nadhhh!" seru Zee yang berlari kearahku. "Kenapa? Kok kayaknya langsung plong gitu." ucapku. "Iya! Di mobil bosen banget. Sumpek pula -,- Kamu kok nggak telat? lewat mana?" tanya Zee yang masih keberatan membawa tas backpacknya. "Hoho. lewat jalan pintas. Yaa nggak lah Zee sayaaang~ Aku lewat tol Sentul." jawabku.

Setelah itu kami langsung briving sama guru-guru & ke kamar masing-masing. Ohiya! Aku sekamar sama:

  • Ririn
  • Rizka
  • Karen
O'ow. Rizka & Karen? 2 vs 2 . "Rin! Kita gimana nih? ada Karen & Rizka." ujarku bingung. "Aha! Untuk aku udah nyiapin skenarionya." jawab Ririn sambil tersenyum. "Hah? Skenario? apa hubungannya, Riiin?" tanyaku makin panik. "Iya skenario buat ngeLABRAK mereka, Nadh." jawab Ririn. "oooh". Singkat cerita, Malemnya kita pada tukeran Kado.

Menurut kalian aku mau ngasih kado apa?. Aku ngasih kado boneka beruang. "Nadh! Biar aku tebak kado yang kamu bawa! Hmmm. Handuk ya?" tanya Zee. "Bukan.". "Boneka?" tanya Zee lagi. "Bukaan." jawabku. Kan nggak boleh dikasih tau ;) "Aku tau kamu bawa apa! Pasti kamu bawa playdough yang udah dibentuk, buatan kakak sepupu mu!" seru ku. "Bukan." jawabnya. Kita semua makin penasaran kado satu sama lain. dan saat yang paling dinanti-nantikan tiba jugaa! "Hey. Bawa kado apa tuh?" tanya Aril yang SKSD (sok kenal sok deket) banget. "Mau tau aja. Rahasia! Dan yang pasti bukan buat kamu!" seru ku kesal yang segera pergi mencari tempat duduk. "Oi. Bawa kado apa lu?" tanya Riza. "HA HA. Rahasia dong." balasku yang masih mencari tempat duduk. "EH, Nadh! Itu disebelah Faiz ada tempat duduk kosong." ucap Riza yang lalu diikuti temen-temen lainnya. Okelah, aku duduk disitu. "Zee ayoo!" seru ku. "Nggak ah! Disini aja. Udah PW." balasnya. Jelas, gimana nggak PW, kanannya Ray, kirinya Aril. Aku & Faiz sih diem-dieman aja. Begitu kado di puter, dan berenti di ARIL. ASTAGFIRULLAH! jangan please ya Allah, jangan sampe ke Aril. Tapi ternyata masih lanjut lagi karna ada yang numpuk. Fiuuuh! lalalalalalalalalala STOP! Lagu selesai. Dan sekarang semua udah kedapetan hadiah. Setelah banyak yang ngebuka kadonya sekarang giliran orang yang ada di sebelah kiri ku alias Faiz. Begitu dibuka. BONEKA BERUANG! huah. Itu kan dari aku -_-

"Ada suratnya?" tanya kak Ridwan
"Ada kak, Aku bacain ya."
kak Ridwan mengangguk.

"Buat kamu yang dapet hadiah dari aku. Semoga suka sama hadiahnya. Boneka ini pas buat nemenin tidur. Maaf juga kalo nggak suka. Inget aja boneka ini kalo kamu lagi kangen sama suasana kelas 6, yang dulu kita lewati bareng-bareng.

from: your Friends ♥" bacanya.

"Kira-kira ini dari siapa?" tanya kak Ridwan lagi.
"Hmmm. Aku nggak tau, kak. Tulisannya diketik. Tapi kalo dari bahasanya sih kayaknya anak perempuan."
"Siapa?"
"Hmmm. Ngga tau deh kak. Bingung"

Fiuuh dia gak nyebut nama aku! "Nadhira. Ayo berdiri, sekarang giliran kamu." ujar kak Ridwan. Oke, Aku berdiri. Daan.....

"Boneka Zakumi. Ada suratnya kak." ucapku.
"Oke. Bacain aja, Nadh"
"Makasih buat jadi temen aku selama di kelas 6 ini. Semoga kamu juga demam piala dunia, jadi suka sama bonekanya, hehehe. Dan semoga aja boneka ini bisa ngingetin kamu sama semua perjalanan kita yang naik-turun selama kelas 6.

From: Pendukung Jerman di piala dunia"

Hah? Siapa tuh? Pendukung jerman kan banyak coy. Begitu aku ngeliat ke sebelah kiri aku, di tangannya Faiz, ada coretan/gambar bendera Jerman. "Iz! Kamu yaangg..." tiba-tiba dia nginjek kaki aku. "Aw! Apaan sih?" tanyaku. "Diem-diem. Jangan bilang siapa-siapa itu dari gw! Kita bisa diledekin seharian." balasnya. "Ha? Trus napa? lo gak suka di ledekin? Yaudah sih." balasku. "Ya udah deh. Eh lo tau hadiah yang gue pegang punya siapa?" tanya Faiz pelan. "TAU BANGET!" seru ku. Wajah Faiz makin bingung. "Itu dari aku." Faiz hanya terdiam setelah mendengar aku bilang 3 kata itu. "Makasih ya." balasnya. Aku hanya mengangguk. 30 menit sudah kita tuker-tuker kado & ngeliat film (hasil foto-foto beberapa hari yang lalu) buatan kita sendiri, dan sekarang waktunya tidur, Ooops, salah! waktunya untuk ngelabrak! hihihi.

Dikamar... "Hai, Riz! Hai juga, Ren!" sapaku. "Hai Nadh! Um... Sorry yaa yang pas camping itu, kita nggak bermaksud.." ucapan Karen terputus "Oh iya. Gue ngerti kok ;)" tambah Ririn. "Eh iya. Kita kan lama gak ngobrol bareng, ngobrol-ngobrol yuuk!" seru aku. "Rizka. Lo ngapain aja sama si Widy?!" tanya Ririn tanpa basa-basi. "Stop! Biar kita berdua jelasin. "timpal Karen.
"Sebenernya Widy itu yang suka nyempil diantara kita berdua! Percaya deh. Kemaren yang soal camping kita dipaksa sama Dia. Katanya, kalo kita nggak ngikutin dia, nanti kita bisa diculik kayak Rany & Lita tapi plus dilaporin ke guru kalo kita benci banget sama mereka jadi kita ngawasin mereka sampe nggak balik lagi. Kalian ngerti kan??" jelas Karen. Aku & Ririn saling berpandangan. "OOH. Itu alesannya. Tapi kok Rizka dari tadi diem aja?" tanya Ririn. "Rin, aku lagi nyari bukti smsnya! Dia yang bilang ke aku lewat sms! Nih baca kalo kalian nggak percaya!!" tambah Rizka.

Dear Rizka & Karen. Kalian sahabat terbaiik aku yang pernah aku punya. Camping kali ini adalah camping terakhir kita :) Aku seneng bisa gabung sama kalian. Makasih ya! Di camping terakhir ini aku juga mau bikin acara seru yang pernah ada! Gimana kalo kita culik Rany & Lita. Mereka kan nggak tau apa-apa tentang tempat camping kali ini. Terserah kalian mau ikut atau nggak. Tapi kalo kalian nggak ikut aku yang bakal NYULIK kalian & bakal aku aduin ke guru kalo kaliaan benci sama Rany & Lita, jadi kalian penculik mereka yg sebenernya! Oke. Bsk aku tunggu rencananya.

-Widy-

"Trus kamu bales apa?" tanyaku. "Nih baca lagi deh sent messagenya!" tambah Rizka.

Hmm. emangnya gak boleh ya kalo gak ikut? Jahat banget! Kalo kamu yg mau kenapa harus minta rencana sama aku? Aneh kamu! Kamu yang udah nyempil2 diantara aku & Karen, sekarang malah kamu yang jadi bos. Mau kamu apasih? Kalo kita ketangkep besok kamu yang tanggung jawab! inget itu.

"Gimana nih, Rin?" bisik ku pada Ririn. "Udah kamu ikutin aku aja, Nadh." balasnya. "Jadi kalian mau berjanji sama kita kalo kalian nggak bakal gabung sama Widy lagi?" tawar Ririn. Mereka mengagguk & berjanji nggak bakal ngulangin itu semua. Dari jam 10-jam 00.30 kita masih belom tidur. Tapi Ririn yang memulai pembicaraan mulai ngantuk, baru lah kita semua tidur.

Gimana ya hari keduanya? Hmm makin penasaraan? :-? Jangan pernah ketinggalan yaa!

Rabu, 21 Juli 2010

Nadh's: Jalan-Jalan (2)

CKLIK. Suara pelan dari kamera ku berbunyi. "Motret apaan sih?" tanyaku makin penasaran. "See this. ahay. kereen, tau!" serun Zee sambil menunjukan obyek yang ia foto tadi. "Ray? Aduh Zee ku sayaaang, kalo kamu mau fotonya Ray yang oke, ada semua disituu. Ngga usah difoto-foto lagi." jelasku sambil merebut kamera itu. Zee hanya memasang wajah kaget sekaligus bingung. "Kak Risty tuh suka Candid, dan yaa kamu tau sendiri kan bapaknya si Ray suka candid, jadi mah mukanya pas-pas aja buat candid malah keren. Nih menurutku yang paliiing oke." jelasku sambil memperlihatkan foto Ray saat sedang tertawa (lebih tepatnya sih pas dia lagi senyum). "WAAAAAA! Nadh, ngga mau tau ini harus aku copy secepatnya. Ngga mau tau ya! Jangan di apus. Awas aja ya sampe ke apus." ucap Zee. "Iye. kaga bakal dah aye apus!" balasku. Kami berjalan lagi mengelilingi taman itu. Tiba-tiba saja... DUK! ada yang menabrak Zee. Kebetulan saat itu Zee sedang sibuk memotret. "Aduh." ucap mereka bersamaan. Saat mereka berbalik, ternyataaa jereng jeng jeeng, siapa coba tebak? SALAH. Jawabannya bukan Ray tapi, Aril. wkwkwkwk. "ish, apaan deh ih. Sana sana! Hush hussh." ucap Zee menjauh dari Aril. "Ihh yaudah kali sih. ngga usah gitu-gitu amat. Gua juga ga mau deket-deket lo. week :p" balas Aril sambil melet. Begitu kami mulai jauh dari anak laki, tiba tiba Zee mencetuskan (jaah elah) kata-kata teraneh, untuk pertama kalinya. "Aril kalo diliat-liat oke juga ya, Nadh ;)". "Iiiih! Zee, hello! wake up. Jangan-jangan kamu lagi mimpi. Oke dari mana heh? Dia aja ngga mau deket-deket kamu. Aneh ihh." tambahku. "Ah Nadh. mata lo minus kali ya? pake tuh kacamata papa lo. Dia tuh oke banget! Bener deh.." tambahnya lagi. "Whatever -.- I still hate him."

"Nadh! Fotoin kita dong." ujar Ray. Aku menengok ke arah Zee yang memasang wajah penuh harap. "Sama Zee aja ya, Ray! Aku mau kesana dulu. Ada yg ketinggalan." ucapku yg segera berlari pergi. "Zee, Fotonya yang bagus ya!" seru Ray. "Iyalah, kan biar muka orang gantengnya keliataan." ucap Zee yg langsung menutup mulutnya karena keceplosan. "Hah?? Orang ganteng? Siapaa tuuh?" tanya Ray penasaran. Zee hanya terdiam dan sudah siap memotret Ray, Kiky, Riza & Dany. "Okee. Makasih ya, Zee. Ntar jangan lupa masukin ke fb ;) oke oke?" tanya Ray. Zee mengangguk lalu segera pergi ke arah tempat aku bersembunyi. "Naaadh! Ampun deh, senyumnyaa itu keren parah! Trus dia minta aku masukin fotonya ke fb. Ah keren banget deh tuh anak." gurau Zee. "Yea. yea. yea. Aril diapain neng?" tanyaku. "Hmm. Second :)" ucapnya ringan. -,- dasar si Zee. Belom tentu juga diterima. Setelah mengelilingi taman itu, kita makan siang di kantin universitas itu. Tiba-tiba hpku berbunyi.

"Hallo, Kak Risty?"
"Iye. Mau dijemput kapan dan dimana?"
"Hmm. Ntar deh. Jam 13.30, di deket Masjid."
"Yaudah."

"Siapa?" tanya Zee. "Kak Risty. Eh iya, kamu mau makan apa?" tanya ku sambil menunjukan menunya. "Mbak, aku pesen Bakso aja, satu. Sama minumnya Es teh manis." ucap Zee. "Kalo aku pesen mie ayam aja, tapi ngga usah pake bakso. Minumnya sama kayak dia." tambahku. 5 menit kemudian makanannya datang, lalu kami makan dengan nikmatnya dan segera ke Masjid untuk sholat Zhuhur berjamaah.

Begitu Sholat selesai, dan memang acara nampaknya sudah selesai, Aku dkk minta ijin pulang duluan. "Oh ya sudah. Bener sama kamu semua kan?" tanya kak Ridwan. Aku mengangguk & memberikan surat dari mama untuk kak Ridwan yang lalu segera memperbolehkan kami pulang. "Oke, jadi gimana? Mau kemana?" tanya kak Risty. "Ke tempat nongkrong biasaalaah." jawabku. "Siip daah! Semua pegangan yaa, kita pake NOS. Ahaha" canda kak Risty. 15 menit kemudian kami sampai di mall itu. "Oke. Pada mau kemana sekarang?" tanyaku. "Ke tempat buat foto-foto laaah!" seru Ray. Well, akhirnya kami pergi ke tempat-tempat yg cocok untuk menjadi BACKGROUND foto kami. Ohiya yang ikut itu: Aku, Zee, Ray, Kiky, Riza, Faiz & Dika. Ririn dkk + Rany ngga jadi ikut. Mereka juga punya acara lain. "Woy! Sini aja. keren nih back-nya." ucap Kak Risty. Kami ber-7 berfoto ria disitu. Lalu jalan kembali. Hingga waktu menunjukan pukul 15.30

"Kak, Lapeer! Makan yuk." ajak ku, begitu ngeliat yang lain megang perut mereka. "Yaudah. Duit gimana? Masih kuat kagak?" tanya Kak Risty. Semua saling menatap satu sama lain. Mereka menggeleng dengan wajah ceria. "Iye. Udah sini pada! Gua traktir dah." ucap Kak Risty sambil menggiring kami yang seperti segerombolan anak TK yg sedang field trip. Kami makan di restoran bernama Chiken Plates. Itu yang paling murah di mall itu -_- Ngga lupa dong, kita foto-foto. Selesai makan kita kembali menelusuri itu mall yang emang parah gede banget! Ada ide iseng nih. "Kita ke Star Fruit yuk! Nyoba-nyoba di fitting roomnya aje ;)" ajak Kak Risty yang sering jalan-jalan di situ. Semua mata terbelalak memandang kak Risty. Udah, gampangan. Gua punya kenalan! Temen kuliah gue yang kerja disitu." jelas kak Risty. Kami masuk degan semangat & menyoba satu-persatu baju yang kami suka. Dan pastinya Foto-foto. Tapi begitu keluar dari fitting room, kita ngeliat tulisan: SALE, ALL ITEM 90%!! Waaa kita semua langsung ngacir kesana-sini nyari baju yang bagus. Beli deh.

Kita disana sampe jam 6-an lah. Menggila yah? Iyaa begitulah, demi hari yang ceria. Ray, Kiky & Dika duluan, di jemput sama mamanya Ray. Kebetulan rumah mereka satu daerah. Riza & Faiz? nebeng mobilku. Di mobil kita gila-gilaan! Nyanyi-nyanyi, sambil joget-joget nggak jelas, trus ngebongkar tasnya Riza yang isinya penuh makanan. RUma Riza & Faiz juga sedaerah, jadi mereka berdua di drop di rumah Riza. "Yakin? Jalan? Ngga apa-apa?" tanyaku pada faiz. "Ngga apa-apa kok. Deket. tinggal jalan dikit, trus belok deh." jawabnya. "Ehh.. Mmmm.. Yaudah. Ati-ati ya. Eh satu lagi, nih." ucapku sambil memberikannya gantungan bertulliskan "F-Forever". "Makasih. Aku duluan ya. Bye." ujarnya sambil segera berlari karena hujan juga mulai turun.

"Cie cie Nadh-Faiz" ucap Zee.
"Ha? Nadh-Faiz. Wakakak" tambah kak Risty
"Lo suka......" (ceritanya kepotong)
"Ihh, udah ah gak penting tau." jawabku.
"Ngaku aja ama gua! Kagak bakal gua bilangin ke si Emak kok." tambah kak Risty.
Aku mengangguk.
"ihh aku dikacangin." ucap Zee bete.
"Kalo Zee sama siapaaa?" goda kak Risty.
"Sama yang lucu-imut-ganteng dong kaak."
"itu loh si Ray." jawabku.
Kak Risty sesaat. lalu mengajak Tos, Zee.
"Ray itu emang cakep, Zee! Selera kita mah sama yak. Kaga kayak si Nadh, apaan tuh sama Faiz" ejek kak Risty.
"Lo juga suka sama kakaknya Ray kan?" tanyaku.
kak Risty langsung terdiam dan ngga beran bicara lagi.
"Bilang aja lo iri sama gue. Lo blom bisa dapetin Rendy." ucapku polos
"Iya deh. F-Forever." balasnya.

hari yang seru ya kawan :) Hmm. Ada acara apa lagi ya kira-kira? Heboh juga kah? Dont forget to always read.

Kamis, 08 Juli 2010

Nadh's: Jalan-Jalan

Hoaaahm.. Hari ini udah hari senin lagi. "Woy, Nadh. Masih masuk sekolah?" tanya kak Risty. aku menjawab dengan aggukan. "Ngapain lagi sih? Ngga bosen apa? Aku aja udah libur.." balas kak Risty yang emang udah libur dari kapan tau. "Nggak tau tuh. Tapi masih disuruh masuk. Katanya sih buat jalan-jalan gitu deh. Yaa sekalian foto-foto buat film di perpisahaan nanti." jawabku lagi. "Eh, ntar ke sekolahnya bareng aku. Si mama udah jalan duluan." tambah Kak Risty lagi. Dengan wajah lemas, aku segera pergi mengambil handuk & menuju kamar mandi untuk mandi tentunyaa. Hari ini, karena mau pergi ke suatu universitas yang cukup terkenal aku memakai Celana pensil (tapi bukan jeans), T-Shirt berwarna Coklat & Cardigan tipis berwarna Coklat muda. "Bajunya kayak gitu??" tanya kak Risty meragukan. "Ehm.." jawabku dengan anggukan sambil menyisir rambutku. "ya udah. Ngga ada yg kurang kan? semua siap? oke, let's go!" serunya. Aku segera menarik Tasku yang ada di meja, mengambil roti yang ada di meja makan, memakai sepatu & segera masuk ke mobil. "Pake kalung?" tanyanya lagi. "Ihh! Banyak nanyaa deh. Jelas, liat ngga aku pake kalung? kalo iya yaudah, itu jawabannya! Gimana sih ni satu anak kuliahan. Payah banget :p" balasku sambil mencibir. "Grrrh! Anak baru lulus aja udah ngelunjak minta ampun. Kagak jadi gua anterin dah" balas Kak Risty sambil beranjak mematikan mobil. "eeeh. Hehe, Risty baik, iye maap deh. Udah ayo jalan! nanti aku bisa ditinggal." ujarku memelas. Akhirnya ia segera menyetir mobil itu sampai sekolahku.

Begitu sampai di sekolah.. "Hoy! Ntar jadi nggak acara jalan-jalannya?" tanya Kak Risty saat aku mau keluar dari mobil. "Hmm. Iyap! Nanti aku telpon deh. Kamu langsung kesana kan?" balasku dengan tanyaan lagi. Ia mengangguk. Universitas yang mau kami kunjungi juga universitas tempat ia bersekolah. "Zee! Rany! Hai." ucapku begitu melihat Zee & Rany yang sedang berjalan menuju lapangan. "Eh? Hai juga, Nadh. Ntar kita jadi kan jalan-jalannya?" tanya Zee. "Yup. Siapa lagi yang mau ikut?" tanyaku. "Gengnya Ririn & beberapa anak laki yang mau ikut aja." jawab Zee. "Oke deh. Tapi tetep di belakang Widy dkk kan?" tanyaku meyakinkan. Rany & Zee mengangguk. Lalu kami segera berkumpul di ruangan untuk UASBN yang sekarang mungkin boleh kami pakai. Saat sedang mendengarkan briving dari kak Ridwan tiba-tiba Zee menyenggol sikutku. "Aduh. Napa Zee?" tanyaku pelan. Ia memberi aku kode dengan jari-jarinya itu membentuk huruf isyarat. "apa? Widy??" tanyaku tanpa suara. Ku lihat di seberang sana, Widy sedang menatap kami tajam lalu setiap beberapa detik ia berbisik kepada Karen & Riska. "Jangan di liatin, Zee. Dia malah tambah curiga. Udah kita bicarain nanti aja di bus." balasku pelan. Kami kembali diam & memperhatikan Kak Ridwan. Begitu kak Ridwan selesai & membubarkan kami semua, Riza mendatangi Aku.

"Nadh! Gawaat." ucapnya
"Apa? Kenapa? Ada apa? Perlu bintang film, untuk film konyol mu itu? oho, jangan bertanya padaku!" seru ku yang kesannya sok tahu.
"Grrh! Jangan suka sotoy deh. Nggak tapi soal.." ucapannya terpotong saat ia di tarik oleh seseorang dari belakang.
Ternyata Widy dkk. lewat -__-"
"Awas ya tuh anak berani-beraninya gangguin temen-temen gw! Liat aja ntar!!" seru ku saat mereka ber-3 telah pergi.
"Soal acara jalan-jalan nanti." tambah Riza menyelesaikan.
"Widy dkk kah?" tanyaku.
"Iya! Ada yang ngebocorin ke mereka. Tapi kan kita udah diem semua. Ngga mungkin juga mereka nyari tau! Ah ribet deh pokoknya." jelas Riza.
"Liat ntarnya aja deh. Pusing gw sama tuh anak anak! Kayak masih anak TK. Pengen gw ceburin tuh anak ke empang Mpok NUNU di kampong sebelah! Grrh." ucapku sambil mengepalkan tangan.
lalu kami berdua segera pergi meninggalkan kelas.

Aku segera mengeluarkan kamera baru ku & memotret sekeliling. "Widiih. Kamera baru nih!" Seru Dika mengagetkan dari belakang. Dika adalah sahabat baiknya Faiz. Ya, yang pada saat itu sedang berjalan bersama Faiz. Dengan cepat aku segera menengok ke belakang & memotret mereka sambil berseru "Candid!". "Umm. hehe, sorry kalo agak mengagetkan. Please, jangan bilang WIDIH di depan aku! Nanti aku kepikiran lagi sama tuh orang aneh." ucapku yang mulai membuang muka. "Widy maksudmu?" tanya Faiz pelan. Aku segera mengambil lakban dari tasku & segera menutup mulutnya itu. "JANGAN PERNAH SEBUT NAMA ORANG ITU DI DEPAN AKU! STOP! AKU NGGAK SUKA SIKAP MEREKA.!" ujarku yang segera pergi meninggakan Dika & Faiz. Aku rasa ada yang mengejarku dari belakang, yap benar saja, tiba-tiba ada yang memegang pundakku. "Sorry,Nadh. Aku ngga bermaksud kayak gitu. Aku kan juga udah pernah bilang ke kamu, aku nggak bakal inget, bilang atau apapun tentang orang-orang itu.." jelas Faiz. "Oke. Untuk kali ini aja, tolong garis bawahi itu! Aku maafin kamu, tapi kamu harus janji nggak bakal ngeluarin nama itu kepada siapapun! Inget. Ngerti?" tanyaku. Dia mengangguk lalu kembali bertanya padaku. "Emang kenapa sih kamu anti banget sama dia? Ehem, atau jangan jangan kamu.." "Apa?! Aku cuma mau kamu jadi..." ucapan ku terpotong oleh Zee yang memanggilku dari kejauhan, "NADH! AYOO" serunya. "Aku cuma mau kamu.. Kamu.. Jadi apa yg aku inginkan." ucapku cepat dengan agak ragu-ragu dan segera pergi meninggalkan Faiz. Ya, kurasa Faiz akan segera bicara soal ini kepada Dika. Saat aku menengok ke belakang, yap benar saja dugaanku. Sepertinya ia bilang, "Tadi Nadh bilang kalo dia mau aku jadi seperti apa yg dia inginkan. Sangat WAW! Nggak pernah aku sangka dia bilang langsung kayak gitu ke aku, Dik. Ckckck gila ya? berani banget." ya mungkin seperti itu. Ohiya! Tadi Zee & Rany mengajak Ririn and the geng buat ngebantuin kami-ya-soal-Widy. "Nadh. Tadi ngapain sama si Faiz?" tanya Zee berbisik sambil merapihkan tasnya. "Like ordinary. Ya seperti biasalah, dia-menyebut-nama-itu-di-depan-aku. Oke, stop, Nadh!" ucapku kepada diriku sendiri yang sedang menaruh tas disamping tempat duduk di bus. "Yayeyeyey. Kamu bilaaang.." Zee mulai penasaran -_- aduh banget deh Zee. "Aku cuma bilang kalo aku mau dia jadi kayak apa yg aku pengenin. Udah kok gitu aja." jelasku singkat (?). "Yah kirain udah seru. HUH -__-" By The Way, Ririn & Sheza udah siap ada persis di bangku belakangnya Widy dkk itu. Kayaknya sih Lala bakalan ngikut kesitu. Atau mungkin Rany. Sekarang dia jadi rada jarang sama kita, dan lebih sering sama mereka." tutur Zee lemas. Bangku kami/Tempat duduk kami berada agak di belakang, di tengah-tengah bangku anak laki. Yap, kami menyebar agar Widy dkk tidak curiga pada kami. "Ya, Kelihatannya begitu. Sheza jadi bareng Lala & Chika. Apa jangan-jangan dia udah nggak mau sama kita lagi?" tanyaku yang masih berdiri melihat keadaan. "Maybe. Aku sering ngeliat dia bareng sama Ririn & setiap ngeliat kearah kita rada sinis gitu. Tapi semoga aja itu nggak bener-bener terjadi." tambah Zee yang mulai membuang muka. "Yaudah Zee. Biarin aja deh." ucapku yang sepertinya mengakhiri pembicaraan kami. Ya, bus mulai berjalan. Aku yang tadinya melihat ke arah jendela, ketiduran, mungkin karena aku semalem begadang menonton bola. Sebelum aku mulai rada mengantuk aku udah bilang ke Zee, buat ngebangunin aku kalo udah deket.

Aku nggak tau udah berapa lama aku tidur, tapi yang jelas aku kebangun gara-gara mendengar suara tawa satu bus. "Aduh, ada apa sih, Zee?" tanyaku dengan wajah yang kucel, kumel pokoknya lagi berantakan laah! "Itu lah biasa si Ray lagi ngelucu sama Aldi. Trus, kamera aku mana??!" tanyaku panik. Sebelum tidur aku memangkunya. "Ini lagi aku pinjem. hehe abis itu mereka kocak banget! Guru-guru aja sampe pada ketawa semua." tambah Zee sambil cekikikan. HUH! Untung masih di Zee, parah banget deh kalo itu ilang. Kamera SLR pertamaku. Tak lama kemudian kami sampai. Kata Kak Ridwan, ini universitas internasional, jadi kita harus sopan. Aku & Teman-teman yang lain sudah berusaha sebisa mungkin untuk sopan tapi aduhnya Widy & Aril. Tuh anak dua Grr bikin emosi. Yang satu itu musuhnya semua anak laki, yang satunya lagi musuh kami anak perempuan. Hadooh emang dah tu anak 2 cocok dah udah lanjut nikah deh (?! apaapaan coba) oke lanjut. Aku menyenggol Zee saat melihat Widy jalan mundur yang sepertinya akan tertabrak kakak yang lagi naik sepeda itu. Dan benar saja BRUUKKK, ia terjatuh lalu meminta maaf kepada kakak itu. "Ihh ga banget deh si Widy" gumam Zee. Aku hanya terdiam sambil pura-pura tidak tau. "Nah sekarang yang ada di sebelah kanan kita itu Fakultas ke dokteran, yang mau jadi dokter nanti bisa kesitu." jelas Kak Ridwan yang sudah seperti gaet tur. Sampai akhirnya kita berjalan menuju taman fakultas itu, yang juga sepertinya kebun untuk praktek milik fakultas bagian tanaman-tanaman gitu deeh. "Kak kita mau ngapain kesini?" tanya Lala. "Foto-foto buat nanti di filmin itu. Bawa kamera kan?" jawab Kak Ridwan. Lala mengangguk. Kami segera berfoto-foto ria. "Nadh! Boleh pinjem Kamera mu nggak? Kayaknya lensa punya mu lebih bagus." panggil Ririn yang sedang mengotak ngatik kamera SLRnya juga. Aku segera mendatangi Ririn & menukar SLRku dengan SLR milik Ririn. Aku & Zee asyik memotret bunga-bunga & kupu-kupu yg berterbangan. "Makasih ya, Nadh. Tadi aku cuma foto sama Lala, Chika, Sheza & Rany doang kok." jelas Ririn, aku hanya mengangguk dan segera pergi kembali ke Zee. "Nadh! Pinjem kamera. Alesannya ntar aja." ujarnya yg segera merampas Kamera ku.

Hmm. Kira-kira apa ya yang difoto Zee? Tunggu di cerita selanjutnya ya! ;)

Kamis, 01 Juli 2010

Quote Of The Day+selingan cerita Nadh

Quote:

Maybe, today you cry. But don't be afraid for tomorrow.
B'cause you must believe in yourself, on tomorrow
there's so much a MIRACLE for you! And,
tomorrow is a mystery for you.
Be prepared for a surprise on tomorrow :)

*****^^*****

Oke, selingan buat Nadh's story ya? hehe, kali aja pada bosen sama Nadh's story, kan sekalinya cerita langsung puanjaaaang bangeet ;) yaa emang yang nulis rada bertele-tele (?!) hehe. pengen tau profil lengkap tokoh-tokoh Nadh's story? ayuuk..

Nadhira. Si tokoh utama yang memiliki nama lengkap Putri Nadhira Gessya. Orangnya sangat kocak. Calm banget kalo ngobrol sama orang baru, tapi kalo sama temen-temen deketnya, hemmm jangan sangka! Dia suka bola, baca komik jepang yang detektif itu lhoo (inget bukan yang lain!), pertemanan, mendengarkan musik/lagu. Ia pandai memainkan gitar loh ;) tapi ia masih malu-malu untuk melihatkan bakatnya itu. Bahkan Zee & Rany aja nggak tau kalo Nadh bisa main gitar. Tanggal lahirnya: 15 Juni 1998.

Zee. Zahra Meliandra, itulah nama panjangnya. Sangat jauh dari nama panggilannya? Yup! Dia jago menggambar. Orangnya sangat friendly, bijaksana, dan hobi meng-edit foto! ngefans sama si Ray. hehe. Pinter sains & sosial. Tapi karena dia orangnya memang sering menyindir anak laki, jadi memang cukup seringlah Zee diledek anak laki-laki. Buat dia semua itu yaa hanya candaan =) Kalau alat musik, hmm dia kurang menekuninya, tapi ia berbakat membuat lirik lagu. Tanggal lahir: 21 Mei 1998.

Rany. Perempuan yang sempet menghilang gitu aja waktu camping ini memiliki nama lengkap, Ranita Nadlina Trifanni. Dia pinter bahasa inggris & Math, Dia juga update banget sama musik luar negri, jadi sering jugalah ia main sama Ririn yang suka musik luar negri. Menurut prediksi, UASBN dia Math dapet 10, Ipa 10, Bahasa Indonesia 8. Paling pintar diantara mereka ber-3, tapi dia paling males sama anak laki. jadi yaa begitulah. Orangnya cuma mau temenan sama perempuan aja, jadi nggak begitu gaul sama yang lain. Tanggal lahir: 19 Oktober 1998.

cukup perkenalannya? buat perkenalan yang anak laki-lakinya di post selingan berikutnya aja ya! ;) oke oke? kalau begitu, sekian dulu deh. OHYA! do'ain ya aku bisa bikin gambarnya buat Nadh story :D sekian dulu, cukup sampai sini. Bye~

#np two is better than one-BLG ft. Taylor swift